Senin, 07 Maret 2016

Menelusuri Jejak Kereta Api di Pati

Emplasemen Stasiun Pati milik Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij. Foto tahun 1905 koleksi KITLV-Leiden.
Ketika 2 Februari 2016 lalu, kawan kami bersama istrinya melakukan perjalanan dinas ke Pati, Jawa Tengah, ia harus menumpang KA Argo Muria sampai Stasiun Semarang Tawang (SMT, +2 m dpl) dan melanjutkan perjalanan ke Kota Pati dengan bermobil. Selama perjalanan ke Pati dengan menumpang mobil sewaan itu, pikiran kawan kami itu melayang ke masa ketika Pati masih dilalui jalur kereta api. “Betapa mengasikkan kalau jalur itu masih ada, sehingga gue bisa berkereta api dari Jakarta langsung ke Pati,” komentarnya.
                                                                                                  
Ya, dahulu Pati memiliki stasiun kereta api bernama “Stasiun Pati” (kode: PT), yang dinonaktifkan pada tahun 1987. Setelah dinonaktifkan, perlahan-lahan jejak sejarah kereta api di Pati terhapus oleh waktu. Makanya, sepanjang perjalanan menuju Pati dari Semarang, Anda tidak akan menemukan jejak jalur kereta api. Perjalanan Anda hanya akan didominasi oleh jalan aspal dan beton yang lurus seolah tak ada ujungnya. Padahal pada masanya, dari Semarang menuju Pati tercatat ada beberapa halte dan stasiun yang pernah berdiri, di antaranya adalah Halte Genuk, Stasiun Buyaran, Stasiun Demak, Stasiun Kudus, Halte Kaliampo, Halte Gemeces, dan Stasiun Joana/Juwana.

Setelah hampir dua jam menempuh perjalanan, akhirnya mobil sewaan yang kawan kami tumpangi itu memasuki Kota Pati. Di sini bekas jalur kereta api telah berubah menjadi jalur lambat. Dari informasi yang kami dapat dari komunitas pelestarian warisan perkeretaapian Indonesia, bekas Stasiun Pati berlokasi di Desa Margorejo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Stasiun ini dahulu merupakan stasiun kereta api besar yang melayani masyarakat sekitar Kabupaten Pati. Dibangun pada tahun 1885, Stasiun Pati saat itu dimiliki oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda, yaitu Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS). Ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tahun 1945, Stasiun Pati diambil alih oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).
 
Bangunan bekas Stasiun Pati di Jalan Jendral Sudirman, Pati. Kini menjadi aset milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi IV Semarang.

Pengoperasian kereta api di stasiun ini masih berlanjut hingga tahun 1980an. Karena kereta api kalah bersaing dengan kendaraan beroda yang semakin banyak dan saat itu relnya berada di tepi jalan raya, maka Stasiun Pati dan jalurnya ditutup pada tahun 1987. Kini bangunan stasiun yang berada di Jalan Jendral Sudirman, Pati, itu telah berubah fungsi menjadi kafe. Meskipun sudah tidak aktif, di sekitar bekas stasiun masih bisa ditemukan sisa-sisa sarana dan prasarana perkeretaapian, seperti menara air, gudang, dan bekas kantor yang kini ditempati warga setempat sebagai hunian.©

Tidak ada komentar:

Posting Komentar