PENANGGULANGAN kemiskinan dan pengurangan
pengangguran akan menjadi prioritas pembangunan Kabupaten Pati di 2017. “Dan
untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, kami akan fokus pada
kegiatan peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat,” tutur Haryanto,
Bupati Pati, saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten
Pati tahun 2016 di Pendopo Kabupaten, 23 Maret 2016. Meski dari persentase
penduduk miskin dari tahun ke tahun terlihat sudah ada tren penurunan, namun Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) tetap berambisi untuk terus menekan angka kemiskinan hingga
memenuhi target capaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun
2012-2017, yaitu di angka 4,2%. Data terakhir yang dimiliki Pemkab, pada
2014 jumlah penduduk miskin Kabupaten Pati sebesar 148 ribu jiwa.
Satu lagi Pekerjaan Rumah (PR) Pemkab yang akan digarap di 2017 adalah menekan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pada tahun 2014, TPT Kabupaten Pati memang telah berada pada angka 6,37% dan sudah memenuhi target RPJMD 2012-2017 yang berada pada angka 6,6%. Namun apabila dibandingkan dengan TPT kabupaten-kabupaten sekitar yang jumlah penduduknya jauh lebih sedikit, TPT Kabupaten Pati pada tahun 2014 masih lebih tinggi.
“Meski target penurunan TPT Kabupaten Pati sudah memenuhi target capaian RPJMD Tahun 2012-2017 tapi kami tetap akan memperhatikan amanat Bappeda Jateng di mana guna mendukung pencapaian target sasaran pembangunan Jawa Tengah, Kabupaten Pati diharapkan memberi kontribusi target sasaran penurunan angka kemiskinan hingga menjadi sebesar 8,98% dan TPT sebesar 7,44%,” ungkap Haryanto.
Guna meningkatkan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat itulah, Pemkab berusaha membukakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Pati. “Mereka tak harus meninggalkan pekerjaan lama mereka sebagai petani, jika perlu mereka yang nantinya yang akan dengan sendirinya menarik warga masyarakat lain untuk juga menjadi petani. Mereka akan makmur dengan hasil panen jagung mereka karena pabrik pengolahannya lebih dekat, ongkos kirim lebih murah, harga lebih kompetitif, jadi untungnya juga lebih besar,” terang Haryanto saat memaparkan rencana pembangunan pabrik pengolahan jagung oleh investor baru.
Selain itu Pemkab juga berharap besar pada Pasar Pragolo yang baru saja berdiri di Margorejo. “Mudah-mudahan ini nanti bisa tepat sasaran, dan mampu memberikan efek yang lebih luas bagi para UMKM yang selama ini kesulitan memasarkan produknya,” lanjut lelaki berkumis ini. Dalam kesempatan itu ia pun meminta pada seluruh peserta untuk memahami bahwa tak semua program kegiatan yang diusulkan akan langsung diakomodasi. “Angka-angka yang diusulkan para delegasi, itu nilainya tidak sedikit, padahal anggaran kita terbatas. Dari usulan-usulan itu nantinya akan ada skala prioritas. Inilah proses pembangunan, jadi tidak mungkin tertampung secara keseluruhan,” ujar Bupati. Namun ia meyakinkan pada para peserta untuk tidak putus asa untuk terus membawa usulan-usulan mereka di tiap penyelenggaraan Musrenbang. “Terus diinventarisir, sekalipun tidak langsung terakomodir, tapi dari tahun ke tahun pada akhirnya akan terakomodir,” pintanya.
Haryanto lantas mencontohkan pembangunan Jembatan Sampang yang beberapa kali diusulkan kini pun akhirnya berhasil terwujud. “Selain itu pembangunan tambat kapal di Juwana yang berpuluh-puluh tahun diusulkan juga tahun 2015 lalu sudah ada sedikit titik terang dengan berhasilnya pembelian lahan. Belum lagi embung jrahi yang sudah terwujud, dan masih banyak contoh lainnya,” imbuh Bupati. Selain penurunan angka kemiskinan dan pengangguran, setidaknya ada lima program prioritas Pemkab Pati di 2017. Pertama, peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan serta peningkatan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan kelembagaan petani rangka peningkatan ketahanan pangan. Kedua, peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, dan ketiga adalah peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah.
“Dan yang keempat dan kelima adalah pemantapan implementasi Reformasi Birokrasi dalam rangka peningkatan kinerja dan profesionalisme, serta penguatan kelembagaan pemerintahan dan kemasyarakatan desa,” pungkasnya.©
Satu lagi Pekerjaan Rumah (PR) Pemkab yang akan digarap di 2017 adalah menekan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pada tahun 2014, TPT Kabupaten Pati memang telah berada pada angka 6,37% dan sudah memenuhi target RPJMD 2012-2017 yang berada pada angka 6,6%. Namun apabila dibandingkan dengan TPT kabupaten-kabupaten sekitar yang jumlah penduduknya jauh lebih sedikit, TPT Kabupaten Pati pada tahun 2014 masih lebih tinggi.
“Meski target penurunan TPT Kabupaten Pati sudah memenuhi target capaian RPJMD Tahun 2012-2017 tapi kami tetap akan memperhatikan amanat Bappeda Jateng di mana guna mendukung pencapaian target sasaran pembangunan Jawa Tengah, Kabupaten Pati diharapkan memberi kontribusi target sasaran penurunan angka kemiskinan hingga menjadi sebesar 8,98% dan TPT sebesar 7,44%,” ungkap Haryanto.
Guna meningkatkan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat itulah, Pemkab berusaha membukakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Pati. “Mereka tak harus meninggalkan pekerjaan lama mereka sebagai petani, jika perlu mereka yang nantinya yang akan dengan sendirinya menarik warga masyarakat lain untuk juga menjadi petani. Mereka akan makmur dengan hasil panen jagung mereka karena pabrik pengolahannya lebih dekat, ongkos kirim lebih murah, harga lebih kompetitif, jadi untungnya juga lebih besar,” terang Haryanto saat memaparkan rencana pembangunan pabrik pengolahan jagung oleh investor baru.
Selain itu Pemkab juga berharap besar pada Pasar Pragolo yang baru saja berdiri di Margorejo. “Mudah-mudahan ini nanti bisa tepat sasaran, dan mampu memberikan efek yang lebih luas bagi para UMKM yang selama ini kesulitan memasarkan produknya,” lanjut lelaki berkumis ini. Dalam kesempatan itu ia pun meminta pada seluruh peserta untuk memahami bahwa tak semua program kegiatan yang diusulkan akan langsung diakomodasi. “Angka-angka yang diusulkan para delegasi, itu nilainya tidak sedikit, padahal anggaran kita terbatas. Dari usulan-usulan itu nantinya akan ada skala prioritas. Inilah proses pembangunan, jadi tidak mungkin tertampung secara keseluruhan,” ujar Bupati. Namun ia meyakinkan pada para peserta untuk tidak putus asa untuk terus membawa usulan-usulan mereka di tiap penyelenggaraan Musrenbang. “Terus diinventarisir, sekalipun tidak langsung terakomodir, tapi dari tahun ke tahun pada akhirnya akan terakomodir,” pintanya.
Haryanto lantas mencontohkan pembangunan Jembatan Sampang yang beberapa kali diusulkan kini pun akhirnya berhasil terwujud. “Selain itu pembangunan tambat kapal di Juwana yang berpuluh-puluh tahun diusulkan juga tahun 2015 lalu sudah ada sedikit titik terang dengan berhasilnya pembelian lahan. Belum lagi embung jrahi yang sudah terwujud, dan masih banyak contoh lainnya,” imbuh Bupati. Selain penurunan angka kemiskinan dan pengangguran, setidaknya ada lima program prioritas Pemkab Pati di 2017. Pertama, peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan serta peningkatan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan kelembagaan petani rangka peningkatan ketahanan pangan. Kedua, peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, dan ketiga adalah peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah.
“Dan yang keempat dan kelima adalah pemantapan implementasi Reformasi Birokrasi dalam rangka peningkatan kinerja dan profesionalisme, serta penguatan kelembagaan pemerintahan dan kemasyarakatan desa,” pungkasnya.©
Sumber berita: pasfmpati.com